Pentingnya Kehadiran Profesi Radiografer di Indonesia
Dalam sistem pelayanan kesehatan, peran radiografer di Indonesia sangatlah vital, terutama dalam diagnosis dan pengobatan melalui teknik pencitraan medis (Medical Imaging).
Radiografer adalah profesi dengan tenaga profesional dan memiliki keahlian dalam prosedur pelayanan radiologi. Misalnya, sinar-X, MRI, ultrasonografi, hingga CT-Scan.
Sebagai bagian dari cabang ilmu kedokteran, peran radiologi untuk mendiagnosa penyakit sedini mungkin sangatlah efektif.
Mengingat peran radiografer yang sangat penting, maka profesi ini menjadi aset vital bagi lembaga kesehatan dan tentu harus dikelola dengan baik. Tujuannya, tak lain demi meningkatkan profesionalisme dan kompetensinya.
Sejarah Ilmu Radiologi di Indonesia
Prof. Dr. W. Z. Johannes adalah orang yang pertama kali memperkenalkan ilmu radiologi di Indonesia. Sebab itulah, saat ini beliau dikenal sebagai Bapak Radiologi Indonesia.
Pada tahun 1952, beliau mengambil langkah strategis untuk mendirikan Sekolah Asisten Rontgen demi berkembangnya ilmu radiologi di tanah air.
Dengan semakin banyaknya lulusan dari sekolah tersebut, maka didirikan IKASARI (Ikatan Asisten Rontgen Indonesia untuk menampung segala aspirasi dari para lulusan asisten rontgen.
Dari waktu ke waktu, perkembangan ilmu radiologi serta kebutuhan akan pelayanan dari bidang ini semakin pesat, sehingga didirikan sebuah wadah profesional pada tanggal 21 Oktober 1956 dan dikenal sebagai PARI (Persatuan Asisten Rontgen Indonesia).
Lalu, pada tahun 1980, Organisasi PARI mengadakan Kongresnya yang ke IV di Hotel Asoka Jakarta.
Setelah itu, dilakukan perubahan nama organisasi yang mulanya Persatuan Asisten Rontgen Indonesia menjadi Persatuan Ahli Radiografi Indonesia, dengan singkatan yang masih sama yakni PARI.
Kemudian, PARI bertumbuh menjadi lembaga profesi yang resmi dan berbadan hukum dan selanjutnya dikenal dengan Perhimpunan Radiografer Indonesia.
Berikut adalah daftar nama yang pernah menjabat menjadi ketua umum sejak PARI terbentuk:
- Hans Sendoh (Periode 1956 - 1982)
- Drs. WH Manulang (Periode 1982 - 1986)
- Drs. J. Dahjono, B. Sc (Periode 1986 - 1990)
- Drs. Koman Suganda, M. Pd (Periode 1990 - 1994)
- Drs. Saleh Mursyid, M. Si (Periode 1994 - 2003)
- Abdul Gamal S, SKM, MKKK (Periode 2003 - 2014)
- Letkol CKM Ode U Bahrudin S. H, M. HKes (Periode 2014 - 2015)
- H. Sugiyanto, Sp. Pd, M. App. Sc (Periode 2015 - 2019)
Secara berkala, organisasi PARI sangat aktif mengadakan berbagai workshop untuk menunjang keterampilan para lulusan radiografer Indonesia agar memiliki kompetensi yang lebih matang.
Perkembangan PARI sebagai Perhimpunan Radiografer Indonesia
Merujuk pada pentingnya peran dari profesi radiografer, maka dengan adanya Himpunan Radiografer Indonesia, atau Pari, dapat membangun pelayanan kesehatan yang lebih baik di Indonesia.
Inovasi demi inovasi juga diharapkan dapat bertumbuh dari organisasi ini agar kemajuan teknologi, terutama dalam bidang radiologi ini menghasilkan gambar beserta warna yang lebih tajam.
Dengan demikian, maka tingkat keakuratannya pun lebih tinggi. Alhasil, pasien bisa mendapatkan perawatan medis yang tepat sesuai dengan keluhannya.
Kini, setiap daerah sudah memiliki organisasi Pari nya sendiri, termasuk Kalimantan Barat. Periode kepengurusan saat ini untuk daerah Provinsi Kalimantan Barat ini tengah dipimpin oleh Nyoman Supriyani, I Made Jandarana sebagai Sekretaris Umum, dan Putu Giuffriana sebagai Bendahara Umum.
Berbagai informasi resmi terkait profil lebih lanjut dari organisasi PARI di Kalimantan Barat ini bisa diakses di https://parikalbar.org.
Beberapa lowongan juga dapat ditemukan dengan mudah di website ini. Tentu, admin Pari Kalbar juga akan mengupdate informasinya secara berkala.
Posting Komentar untuk "Pentingnya Kehadiran Profesi Radiografer di Indonesia"
Hi, boleh bertukar informasi, maupun masukan di kolom komentar di bawah ini ya, terimakasih.